Selasa, November 11, 2008

Menjaga gigi Anak Kita



Artikel menarik untuk para ortu yang mempunyai anak balita

Mengapa Gigi Tidak Teratur ?

ADA beberapa faktor membuat seseorang tampak indah dan menarik. Salah satunya senyum yang menawan dengan susunan gigi geligi rapih. Tetapi apakah setiap orang memiliki susunan gigi geligi yang baik dan teratur ? Jawabannya tentu tidak. Secara garis besar penyebab gigi tidak teratur adalah penyebab langsung dan tidak langsung.

A. Penyebab langsung.

1. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya (premature loss). Gigi susu akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama-kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi susu yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tubuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung gigi.

2. Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth). Karena berbagai faktor ternyata tidak semua orang memiliki jumlah gigi yang normal, adakalanya gigi seseorang tidak tumbuh. Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi Insisivus (seri) pertama dan kedua, premolar (geraham kecil) kedua dan molar (geraham besar) ketiga. Sedangkan di rahang bawah gigi premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi (diastema).

3. Gigi yang berlebih (supenumerary teeth). Kelainan ini merupakan kebalikan dari gigi yang tidak tumbuh. Gigi berlebih ditunjukan dengan pertumbuhan gigi lebih banyak jumlahnya dibandingkan jumlah normalnya. Apabila gigi berlebih tersebut timbul dalam lengkung gigi, akan menyebabkan gigi berjejal (crowding).

4. Tanggalnya gigi tetap. Gigi tetap terpaksa dicabut bila berlubang besar dan tidak mungkin lagi dilakukan penambalan, sehingga terdapat ruang kosong pada lengkung gigi dan gigi tampak renggang (diastema).

5. Gigi susu tidak tanggal walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh (persistens). Kelainan gigi ini merupakan kebalikan dari kelainan premature loss. Dimana gigi tetap muncul diluar lengkung rahang dan tampak berjejal.

6. Bentuk gigi tetap tidak normal. Karena beberapa hal, seseorang bisa memiliki satu atau lebih gigi dengan bentuk tidak normal. Misalnya gigi seri kedua rahang atas yang bentuknya konus/pasak, sehingga lebih kecil dibandingkan yang lainnya. Akibatnya terdapat ruang kosong antara gigi dan gigi tampak renggang.

7. Kebiasaan-kebiasaan buruk. Anak-anak yang sering melakukan kebiasaan buruk berulang-ulang dapat berakibat kelainan pada gigi dan jaringan pendukungnya. Beberapa kebiasaan buruk itu adalah :

- Bernapas lewat mulut. Jika anak mengalami gangguan pada rongga hidung, maka dia akan bernapas melalui mulut. Bila hal ini dilakukan terus-menerus dapat mengakibatkan kelainan berupa gigi depan rahang atas bisa meronggos (protusif) dan gigitan depan menjadi terbuka (open bite).

- Mengisap jari. Kebiasaan mengisap jari pada anak-anak timbul pada usia 1-2 tahun. Jika dibiarkan terus menerus sampai usia 5 tahun atau lebih dapat berakibat kelainan pada posisi gigi. Jari akan menekan gigi rahang atas ke depan dan gigi rahang bawah ke dalam, sehingga gigi tampak meronggos.

- Proses penelanan yang salah. Proses penelanan yang benar adalah posisi lidah berada pada langit-langit mulut dan mendorong makanan ke belakang. Sedang apabila proses penelanan salah, maka posisi lidah didorong maju dan berada diantara gigi depan rahang atas dan bawah. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut bisa mengakibatkan kelainan.

B. Penyebab tidak langsung

Segala hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh, secara tidak langsung juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi geligi, seperti :

a. Faktor keturunan (genetika). Seorang anak yang mengalami kelainan posisi gigi bisa diturunkan dari kedua orang tuanya. Contohnya orang tua dengan kelainan skelatal (tulang rahang) kelas III Angle (cakil) kemungkinan akan mempunyai anak dengan kondisi gigi yang serupa. Faktor keturunan itu tidak bisa dicegah karena setiap orang tua pasti akan mewariskan gen-gen (sifat menurun) kepada anak-anaknya.

b. Faktor gangguan pada janin (kongenital). Berbagai gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi keadaan janin pada saat berada di dalam kandungan, misalnya ; mengkonsumsi obat-obatan pada saat hamil, menderita trauma /penyakit tertentu dan kurang gizi. Faktor kongenital ini harus menjadi perhatian bagi para calon orang tua. Terutama bagi ibu hamil agar hati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan pada usia 8 - 14 minggu masa kehamilan. Sebab menurut para ahli saat usia inilah terjadinya pembentukan rahang atas dan bawah.

c. Gangguan keseimbangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin berfungsi menghasilkan hormon dalam tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk ini adalah kelenjar pituitary, thyroid dan parathyroid. Apabila ada kelainan pada kelenjar-kelenjar tersebut, maka dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh termasuk rahang dan gigi.

Contohnya, bila hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary berlebih mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh melebihi normalnya atau gigantisme, dan gigi geligi menjadi renggang (diastema). Begitupula sebaliknya bila hormon yang dihasilkan kelenjar pituitary berkurang, maka pertumbuhan akan terhambat. Penderita menjadi kerdil dan creatism serta gigi geligi menjadi berjejal (crowding).

Setelah mengetahui penyebab gigi tidak teratur, maka perlu langkah-langkah untuk mencegahnya. Ketidakteraturan gigi dapat dicegah pada saat usia anak prasekolah dan sekolah dasar (3-11 tahun). Ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah gigi tidak teratur yaitu :

Pendekatan psykologis. Secara psykologis anak-anak belum peduli dengan keberhasilan dan kesehatan giginya. Oleh karena itu peran orang tualah untuk mengajarkan pada anak tentang perlunya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Misalnya, memberi contoh dan membiasakan menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur pada si anak.

Perawatan gigi anak. Setelah si anak secara psykologis sudah dapat menerima perawatan, maka butuh konsultasi ke dokter gigi untuk diambil tindakan bila dipandang perlu. Seperti mencabut gigi susu yang belum tanggal sedangkan gigi tetapnya sudah tumbuh. Penambalan gigi susu yang berlubang agar tidak tanggal sebelum waktunya. Pembuatan alat (space maintainer) untuk mempertahankan posisi ruangan gigi yang telah tanggal sebelum waktunya.

Mencegah dan menghilangkan kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh anak-anak, seperti mengisap jari, bernapas melalui mulut dan proses penelanan yang salah.

Oleh karena itu orang tualah harus mengetahui kebiasaan buruk si anak dan mencegahnya sejak dini. Bila anak sudah melakukan kebiasaan buruk, maka orang tua segera berkonsultasi ke dokter gigi untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum terjadi kelainan gigi.(drg. Faizal Rachman/ RS Roemani Muhammadiyah Semarang-35)

Tidak ada komentar: