Kamis, November 27, 2008

Soto Mie ...............


Makanan apa yang paling aku suka ? ...... Soto Mie ....... yap, bener soto mie. Mo pagi, siang, sore atau malam ayo aja kalo diajak makan soto mie. Tapi soto mie yang aku suka ya yang pakai gerobak n' suka mangkal dipinggir jalan, ga tau kenapa menurut aku rasanya lebih enak.

Kegemaran makan soto mie sudah lama banget, seingat aku sih dari kecil dulu awal2 jadi anak SD. Waktu itu setiap hari minggu pasti aku main ke rumah kakek buyutku, nah setiap sore sebelum abang yang jualannya keliling pasti aku diajak beli langsung dirumah penjualnya. Kebetulan rumahnya ga jauh, agak dibelakang rumah kakek buyut. Begitu terus ..... jadi ketagihan deh, pokoknya hari minggu wajib makan soto mie. Pernah suatu kali karena tidur siang dan bangun kesorean si abang udah jalan, langsung nangis deh pokoknya harus ada.


Berlanjut sampai akhirnya pas hamil Icha, selama hamil 3 bulan pertama makanan yang bisa diterima diperut yang cuma soto mie he ... he ... he... Kalau sakit juga pengennya makan soto mie lagi soto mie lagi. Berangkat kerja pun kadang suka malas sarapan eh pas dijalan lihat soto mie langsung semangat, mampir ah .... sarapan dulu.... Tapi walau aku penggemar berat soto mie, belum pernah sekali pun coba2 buat soto mie sendiri. Selain males, aku juga ga pinter2 banget dalam hal masak memasak (hayah ... sok ngeles). Dulu pernah dapat kiriman resep, tapi akhirnya cuma disave doang. Kapan2 mo coba juga ah .... Ini dia resepnya,


Soto Mie

Bahan :
kikil (atau daging tetelan)

Pelengkap :
Mie basah,
Kol, iris tipis
Risol, potong sedang
tomat, iris tipis
daun seledri, iris halus
sambal rawit

Bumbu kuah :
merica
2 buah kemiri
2 siung bawang putih
4 siung bawang merah
seiris tipis jahe, keprek
1 lembar sereh
Garam

Cara membuat kuah :
1. Rebus kikil (daging tetelan) dengan air hingga daging empuk.
2. Haluskan merica, kemiri, bawang putih dan bawang merah.
3. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan jahe dan sereh.
4. Masukkan bumbu tumis kedalam rebusan tetelan (daging), masak hingga mendidih.

Cara membuat risol :
1. Rendam bihun dalam air panas hingga empuk, tiriskan dan sisihkan.
2. Haluskan bawang putih dan merica, tumis hingga harum.
3. Masukkan bihun, beri garam secukupnya, aduk-aduk hingga bihun layu. Angkat.
4. Siapkan kulit lumpia.
5. Beri bihun dan gulung kulit lumpia.
6. Goreng hingga kecoklatan.

Cara membuat sambal rawit :
1. Rebus cabe rawit hingga layu.
2. Ulek kasar.
3. Beri air dan air perasan jeruk limau.

Penyajian :
1. Susun mie basah, kol, risol dan tomat.
2. Siram dengan kuah plus dagingnya.
3. Taburi daun seledri dan beri sambal rawit.

Rabu, November 26, 2008

Efek Negatif Nonton TV Pada Anak


Mulai tadi malam Icha dihukum Ayah, ga boleh nonton TV untuk sementara lagi(dulu juga pernah dihukum 1 bulan ga boleh nyalain tv), dan dengan terpaksa kabel antenanya diputus. Soalnya sekarang mulai nonton sinetron yang kontennya ga bagus banget buat anak seumuran dia. Kalau ketahuan dan channelnya diganti pasti langsung marah, ngamuk. Dan kayaknya semalam Ayah dah ga tahan lagi, daripada ribut terus sama anaknya akhirnya kabel antena langsung dicabut, tv langsung mati.

Sepulang sekolah Icha suka nonton kartun, Laptop si Unyil, Bocah petualang, atau tontonan untuk anak kecil lainnya dengan ditemani tantenya. Dan kalau malam acara tv khusus buat Ayah. Pasti Ayah nonton berita di Metro atau di TV One. Dan biasanya Icha juga dah tidur. Tapi semalem, belajar aja susah padahal besok ada hapalan ...eh ... malah nonton sinetron. ...Duarrrr... meletus perang dunia ketiga deh.....

Ini ada artikel tentang "Menghindari Efek Negatif Nonton TV Pada Anak ", semoga bermanfaat ya ........


Menghindari Efek Negatif Nonton TV Pada Anak

Pengaruh Media terhadap anak makin besar, teknologi semakin canggih & intensitasnya semakin tinggi. Padahal orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk memerhatikan, mendampingi & mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. Dalam seminggu anak menonton TV sekitar 170 jam. Apa yang mereka pelajari selama itu? Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah. Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain.

Kenapa Kita Harus Mengurangi Menonton TV?

  • Berpengaruh terhadap perkembangan otak

Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

  • Mendorong anak menjadi konsumtif

Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.

  • Berpengaruh terhadap Sikap

Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.

  • Mengurangi semangat belajar

Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.

  • Membentuk pola pikir sederhana

Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.

  • Mengurangi konsentrasi

Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

  • Mengurangi kreativitas

Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.

  • Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)

Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

  • Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga

Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya 'terpotong' atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang 'berbagi cerita' antar anggota keluarga. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.

  • Matang secara seksual lebih cepat

Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual.

Jadi, Siapa yang Seharusnya Mengurangi Menonton TV?

Semua dan setiap orang. Karena akibat buruk yang diberikan oleh TV tidak terbatas oleh usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturunan dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Seharusnya instansi pemerintah, instansi pendidikan, instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program 'Hari Tanpa TV' ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik.

Pertimbangkan Hidup tanpa TV

Dengan banyaknya bukti betapa TV bisa memberikan beragam dampak buruk, banyak keluarga sekarang membuat rumah mereka bebas-TV. Sangat penting untuk anak mempunyai kesempatan mempelajari dan mengalami langsung pengalaman hidup sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan yang mereka butukan untuk sukses di masa yang akan datang. Kalau menurut Anda hidup tanpa TV itu masih terlalu sulit, maka perlahan batasi dan awasi dengan saksama tontonan anak Anda sepanjang tahun.

Dengan mematikan TV, kita jadi punya waktu untuk keluarga, teman, dan untuk kita sendiri.

Apa Manfaat HARI TANPA TV?

Dengan TV dalam keadaan mati, kita jadi memiliki kesempatan untuk berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan sesuatu. Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan masyarakat. Mengurangi waktu menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain di luar, berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita senangi.

Bagaimana Caranya?

  • Pergi ke perpustakaan atau ke toko buku terdekat

Biasakan anak Anda membaca buku. Bila sempat, sisakan waktu setiap hari, kalau tidak, beberapa kali setiap minggu untuk membacakan cerita kepada anak Anda atau biarkan sekali-kali anak Anda yang membacakan cerita untuk Anda.

  • Bercocok tanam

TV menjauhkan kita dari alam. Padahal banyak hal yang bisa diajarkan oleh alam, dan yang tidak bisa didapatkan dari menonton TV. Dengan mengajak anak bercocok tanam, Anda bisa mengajarkan kepada anak Anda banyak hal.

  • Bermain

Hidup anak pada dasarnya adalah bermain. Dengan bermain, anak belajar banyak hal.

  • Melihat awan

Aneh? Mungkin. Karena kita tidak dibiasakan menikmati langit. Atau kita biasa hanya terpaku dengan indahnya bintang-bintang di malam hari. Padahal awan itu hampir selalu ada, selalu bergerak dan kadang-kadang membentuk hal-hal yang unik, seperti kuda nil, atau pesawat terbang. Hal ini bisa memicu daya imajinasi dan kreativitas.

  • Menulis surat

Kebiasaan memiliki sahabat pena sudah begitu jauh dari kehidupan anak-anak kita. Dengan teknologi yang kini sudah begitu canggih, anak lebih senang menggunakan telepon untuk bercerita. Tapi ternyata menulis surat melatih banyak hal, menulis surat juga melatih motorik dan membuat anak senang bila menerima balasan.

  • Jalan-jalan

Jalan-jalan itu mudah dan murah. Tidak perlu banyak mengeluarkan uang. Jalan-jalan ke rumah teman atau sekadar berkeliling lingkungan rumah saja untuk menyapa tetangga. Kita juga bisa berjalan-jalan ke taman kota dan membuat piknik atau sekadar bermain di sana. Jalan-jalan itu baik untuk tubuh karena bisa menurunkan tekanan darah dan resiko terkena penyakit jantung. Dan yang lebih menguntungkan, jalan-jalan juga bisa mengurangi berat badan. Jalan-jalan juga bisa menenangkan pikiran dan melepaskan stres.

  • Berenang

Semua anak suka bermain air. Jadi ajak anak Anda berenang. Selain sangat menyenangkan, berenang itu juga salah satu cara berolahraga. Kalau bosan untuk berenang di kolam sekitar Anda, ajak anak untuk pergi ke pantai. Selain bermain dengan ombak, anak juga bisa diajak membuat istana yang indah dari pasir dan mengoleksi kerang-kerang yang cantik.

  • Bersepeda

Kalau dilakukan sendiri, mungkin bisa membosankan. Tapi coba lah bersepeda pagi-pagi bersama seluruh keluarga. Selain murah dan menyehatkan, kita bisa mengajak anak untuk menghias sepedanya menjadi sepeda yang indah.

  • Mendengarkan radio atau membaca koran

Anak sekarang sudah jarang sekali mendengarkan radio, apalagi membaca koran. Padahal mungin mereka bisa mendapatkan informasi yang tidak kalah banyaknya dibanding mendengarkan berita di TV. Radio bisa melatih anak untuk mendengarkan dengan baik dan koran bisa mengajak anak untuk menambah wawasannya tentang dunia

  • Memasak bersama ibu

Masak-memasak bukan hanya kerjaan 'perempuan', bila sesuai, anak lelaki pun tidak ada salahnya diajak memasak bersama. Suatu hari keahlian itu pasti berguna juga baginya. Ajak anak Anda memasak makanan-makanan ringan yang unik dan mengasyikkan. Misalnya membuat puding semangka kuning atau es krim rasa pisang!

  • Bikin lomba antar RT

Ini selalu berhasil bila 17 Agustusan tiba. Sekarang kita tidak perli menunggu moment itu. Rancang rencana perRT/RW untuk membuat acara massal anak-anak yang murah meriah setiap minggunya, jadi anak tidak terpukau di depan TV.

  • Berolahraga

Kadang kata olahraga terdengar berat, tapi setelah dilakukan biasanya menyenangkan. Selain jalan-jalan, bersepeda dan berenang, masih banyak lagi olahraga yang bisa dilakukan bersama keluarga. Kalau mau yang sederhana, main badminton. Kalau mau yang lebih menantang, pergi water rafting!

  • Bakti sosial

Kita sering lupa mengajak anak untuk memerhatikan orang-orang di lingkungan sekitar yang tidak seberuntung mereka. Ajak anak Anda untuk bersama-sama membersihkan rumah dan lemari pakaian dari barang-barang yang tidak lagi digunakan tapi masih bagus dan layak pakai untuk disumbangkan ke panti-panti asuhan di sekitar rumahmu.

  • Rapikan rumah dan halaman

Biasanya yang ini adalah tugas pembantu rumah tangga. Kali ini, ajak anak Anda untuk memerhatikan tempat tinggalnya sendiri. Dengan demikian anak akan belajar untuk bertanggung jawab dan lebih menghargai pembantu. Lagipula, tinggal di lingkungan yang rapi dan bersih itu sehat dan menyenangkan.

  • Ambil les

Pelajaran di sekolah hanya melatih otak kiri. Jangan lupa untuk melatih otak kanannya. Ambil les yang menarik dan sesuai dengan bakat anak anda. Mulai dari les musik dengan piano, gitar, biola atau drumnya, atau les menari mulai dari tarian daerah, tarian modern dan ballet, atau les-les lainnya. Tapi ingat, jangan sampai les-les ini menambah beban belajar yang sudah menumpuk di sekolah. Pastikan anak mendapatkan waktu yang cukup untuk istirahat juga.

  • Bercengkrama dengan keluarga

Nah ini yang mahal. Karena penelitian mengatakan bahwa 54% anak berusia 4-6 mengaku lebih senang menonton TV daripada bermain dengan ayahnya. Para orangtua juga mengaku bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar 40 menit perhari untuk melakukan percakapan yang berarti dengan anaknya. Kedekatan dengan keluarga tidak bisa dibeli. Jangan biarkan televisi mencuri lagi waktu kita untuk keluarga yang memang sudah tinggal sedikit sekali karena terpotong aktivitas sehari-hari.

  • Belajar

Sebetulnya apapun yang kita lakukan merupakan pembelajaran. Jadi belajar itu bukan hanya lewat buku. Belajar hal-hal baru yang belum kita ketahui. Belajar naik motor atau membuat sarang burung dari kayu. Belajar mengantri, belajar main basket atau belajar untuk sehari saja tidak nonton TV dulu..!

  • Mengerjakan keterampilan tangan

Banyak buku sekarang yang mengajarkan membuat keterampilan tangan, sehingga kita bisa melakukannya secara otodidak. Keterampilan tangan bisa dalam bentuk bermacam ragam, mulai dari meyulam, origami sampai membuat bunga dari sabun mandi.

  • Ke kebun binatang atau musium

Mengunjungi kebun binatang selalu menyenangkan. Karena kita bisa melihat beragam binatang yang tidak biasa kita lihat sehari-hari. Anak-anak biasanya menyukainya. Bila berani, ada waktu, dan transportasi, kita juga bisa mengunjungi taman safari dan bersentuhan dengan binatang-binatang itu secara langsung. Selain itu, musium juga menarik untuk dikunjungi. Dari musium kita bisa banyak belajar tentang sejarah dan melihat langsung artifak-artifak menarik tentangnya.

Tidak punya waktu? Matikan saja TV-nya dulu. Mengurangi waktu menonton TV memang terkesan susah pada awalnya, tapi ternyata toh ada ribuan hal lain yang menarik untuk dilakukan, bukan?

Tips cara mematikan TV

  • Pindahkan TV ke tempat yang tidak begitu 'mencolok'

  • Matikan TV pada waktu makan.

  • Tentukan hari-hari apa saja dalam seminggu yang akan dilalui tanpa TV.

  • Jangan gunakan kesempatan menonton TV sebagai hadiah.

  • Berhenti berlangganan channel tambahan (cable, dll) dan gunakan uangnya untuk membeli hal-hal yang berguna lainnya, seperti buku.

  • Pindahkan TV dari kamar anak Anda.

  • Sembunyikan remote controlnya.

  • Tidak ada TV di hari sekolah.

Jangan terlalu khawatir bila anak mengaku bosan, karena kebosanan itu lama-lama akan menghilang dan biasanya justru menciptakan kreativitas. Karena anak banyak dipengaruhi dengan yang dilakukan orangtua mereka, adalah sangat penting untuk memperhatikan bahwa usaha apa saja, seperti lebih banyak berolahraga, mengonsumsi makanan yang lebih bergizi atau menonton TV lebih sedikit, dilakukan sebagai 'acara keluarga' sehingga mematikan TV adalah usaha yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga untuk menyisihkan waktu bercengkrama bersama.

(Diolah dari: turnofftv.org oleh Yayasan Kita dan Buah Hati; dan Kidia.)(*)

Iklan Kompas


Wah ... lega nih ... akhirnya iklan yang ditunggu keluar juga. Hari ini di Kompas Klasika "Urbana", iklan Chowking yang aku design keluar juga. Deg-degan takut hasilnya jelek, soalnya warna dasar yang dipakai gelap. Tapi pagi pas Ayah ngasih Kompas nya langsung penasaran pengen lihat. Alhamdulillah hasilnya lu
mayan bagus. Dan yang jelas dah bisa tidur nyenyak nih ntar malem. Dan siap berjuang untuk next job.



Oh iya... Chowking lagi launching produk "Combo Special". Mereka juga order hanging mobile dan leafletnya. Sekarang dah selesai semuanya.


Kamis, November 20, 2008

Sekolah Lagi ....



Alhamdulillah, mulai hari Senin kemarin kesehatan Icha semakin membaik. Bu Guru kelas 1 Al Kindi (Bu Rara & Bu Sri) juga dua orang teman beserta mamanya datang menjenguk Icha hari Jumat kemarin. Tapi ibu lagi ga dirumah ya, jadi ga ketemu mereka deh. Terima kasih semua ..., atas kedatangan dan juga doanya. Juga terima kasih untuk Mama Niya, Mama Ghina yang selalu menanyakan perkembangan kesehatannya Icha. Terima kasih juga tuk Mama Qila dan Qilanya juga yang udah dateng ke rumah malem2 dan hujan lagi. Kalau Mama Qila ga dateng bawa surat edaran sekolah, bisa2 Icha masuk sekolah pas sekolah lagi libur hi .... hi.... hi... . Terima kasih nenek (maksudnya ibu ku) yang jauh2 dateng dari Rawamangun yang ijuga kut begadang jagain Icha. Terima kasih Mama Ayra atas supportnya. Pokoke thanks lah buat semuanya atas doa2 dan supportnya sehingga sekarang Icha bisa sehat lagi . Sebenernya hari Selasa kemarin mau masuk sekolah, tapi pas senin siang Bu Rara SMS, katanya hari selasa besok libur soalnya siswa kelas 4,5,6 study tour ke Kidzania. Nah, hari Rabunya giliran siswa kelas 1,2,3 yang study tour ke Kidzania. Berhubung Icha belum sehat betul (masih kayak orang bingung ???) akhirnya ayah-ibu putusin kalau Icha untuk kali ini ga ikut kegiatan ini dulu. Mudah2an kamu ga sedih ya Cha. Lain waktu bisa kesana lagi. Lumayan juga kan dapat tambahan libur 2 hari, bisa untuk belajar. Oh iya, harus mulai semangat lagi belajarnya. Icha kan ketinggalan 1 minggu ulangan formatif pas sakit kemarin. Pokoknya tetap semangat !!! Obat dari dokter yang terakhir untuk hari ini, hore .... main sepeda lagi .....hore .... main karet lagi ...... hore lari2an lagi ....... hore .... main air lagi (paling sebel deh ibu kalo icha udah mainan air lagi).

Jumat, November 14, 2008

Belum Sembuh Juga



Sampai hari ini sariawannya Icha belum juga sembuh. Badannya kadang masih demam, akhirnya pagi tadi kita bawa lagi ke RS. Hermina. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, dokter menganjurkan untuk cek darah. Soalnya dah panas 5 hari dan berat badan turun cukup banyak. Alhamdullilah hasil labnya bagus, thyphus negatif, DBD juga negatif. Sedikit tenang, mungkin panasnya hanya karena ada sedikit peradangan. Dokter SPA ini juga menyarankan untuk diperiksakan ke dokter gigi. Akhirnya setelah dari RS ini langsung ke dokter gigi di tempat lain deh (soalnya kalau disini adanya sore, males balik lagi hi ... hi ...hi ...).

Sampai di tempat dokter gigi..., ternyata penderitaan Icha mulai lagi disini. Setelah diperiksa dokter memutuskan untuk mencabut satu gigi lagi yang tajam dan kebetulan sudah goyang guna menghindari luka pada bibir lebih parah lagi. Karena untuk buka mulut aja susah (meringis nahan sakit...) dan obat penghilang sakit ga bisa bekerja sempurna pas giginya dicabut langsung nangis kuencenggg... banget. Sampai ga tega, kasihan ngeliatnya. Icha sampai bilang "Icha lebih suka di tusuk jarum suntik dari pada dicabut giginya". Alhasil sekarang gigi Icha ompong 4, atas 3 bawah 1. "Ga papa yang Cha, yang penting cepet sembuh. Sabar ya, tahan sedikit sakitnya", aku coba menghibur dia. Yang penting jaga mulut tetap bersih, banyak makan sayur dan buah, istirahat cukup, pinter minum obatnya, Insya Allah cepet sembuh. Ayah & ibu selalu didekat Icha, menjaga dan merawat Icha, selalu memberikan yang terbaik buat Icha. Dan selalu berdoa, seperti Icha mendoakan ibu waktu ibu sakit kemarin. "Ya Allah berikanlah kesembuhan untuk anakku". Amien.

Rabu, November 12, 2008

Wajah Baru

Hai hai hai ..... hari ini tampilan blog ku dah berubah. Biru cerah ....... walaupun contekan, tapi ini terinspirasi juga dari perjalanan tiap hari dari rumahku di Depok ke tempat kerja di Jakarta. Langit di Depok setiap pagi masih cerah, warnanya masih biru dengan awannya yang putih bersih. Tapi begitu sampai daerah Pasar Minggu udah deh, awannya mulai gelap, biru nya memudar tertutup asap. Apalagi ditengah kotanya langit tertutup asap pekat. Kapan ya langit Jakarta cerah lagi seperti dulu sewaktu aku masih kecil ???

Selasa, November 11, 2008

Menjaga gigi Anak Kita



Artikel menarik untuk para ortu yang mempunyai anak balita

Mengapa Gigi Tidak Teratur ?

ADA beberapa faktor membuat seseorang tampak indah dan menarik. Salah satunya senyum yang menawan dengan susunan gigi geligi rapih. Tetapi apakah setiap orang memiliki susunan gigi geligi yang baik dan teratur ? Jawabannya tentu tidak. Secara garis besar penyebab gigi tidak teratur adalah penyebab langsung dan tidak langsung.

A. Penyebab langsung.

1. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya (premature loss). Gigi susu akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama-kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi susu yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tubuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung gigi.

2. Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth). Karena berbagai faktor ternyata tidak semua orang memiliki jumlah gigi yang normal, adakalanya gigi seseorang tidak tumbuh. Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi Insisivus (seri) pertama dan kedua, premolar (geraham kecil) kedua dan molar (geraham besar) ketiga. Sedangkan di rahang bawah gigi premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi (diastema).

3. Gigi yang berlebih (supenumerary teeth). Kelainan ini merupakan kebalikan dari gigi yang tidak tumbuh. Gigi berlebih ditunjukan dengan pertumbuhan gigi lebih banyak jumlahnya dibandingkan jumlah normalnya. Apabila gigi berlebih tersebut timbul dalam lengkung gigi, akan menyebabkan gigi berjejal (crowding).

4. Tanggalnya gigi tetap. Gigi tetap terpaksa dicabut bila berlubang besar dan tidak mungkin lagi dilakukan penambalan, sehingga terdapat ruang kosong pada lengkung gigi dan gigi tampak renggang (diastema).

5. Gigi susu tidak tanggal walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh (persistens). Kelainan gigi ini merupakan kebalikan dari kelainan premature loss. Dimana gigi tetap muncul diluar lengkung rahang dan tampak berjejal.

6. Bentuk gigi tetap tidak normal. Karena beberapa hal, seseorang bisa memiliki satu atau lebih gigi dengan bentuk tidak normal. Misalnya gigi seri kedua rahang atas yang bentuknya konus/pasak, sehingga lebih kecil dibandingkan yang lainnya. Akibatnya terdapat ruang kosong antara gigi dan gigi tampak renggang.

7. Kebiasaan-kebiasaan buruk. Anak-anak yang sering melakukan kebiasaan buruk berulang-ulang dapat berakibat kelainan pada gigi dan jaringan pendukungnya. Beberapa kebiasaan buruk itu adalah :

- Bernapas lewat mulut. Jika anak mengalami gangguan pada rongga hidung, maka dia akan bernapas melalui mulut. Bila hal ini dilakukan terus-menerus dapat mengakibatkan kelainan berupa gigi depan rahang atas bisa meronggos (protusif) dan gigitan depan menjadi terbuka (open bite).

- Mengisap jari. Kebiasaan mengisap jari pada anak-anak timbul pada usia 1-2 tahun. Jika dibiarkan terus menerus sampai usia 5 tahun atau lebih dapat berakibat kelainan pada posisi gigi. Jari akan menekan gigi rahang atas ke depan dan gigi rahang bawah ke dalam, sehingga gigi tampak meronggos.

- Proses penelanan yang salah. Proses penelanan yang benar adalah posisi lidah berada pada langit-langit mulut dan mendorong makanan ke belakang. Sedang apabila proses penelanan salah, maka posisi lidah didorong maju dan berada diantara gigi depan rahang atas dan bawah. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut bisa mengakibatkan kelainan.

B. Penyebab tidak langsung

Segala hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh, secara tidak langsung juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi geligi, seperti :

a. Faktor keturunan (genetika). Seorang anak yang mengalami kelainan posisi gigi bisa diturunkan dari kedua orang tuanya. Contohnya orang tua dengan kelainan skelatal (tulang rahang) kelas III Angle (cakil) kemungkinan akan mempunyai anak dengan kondisi gigi yang serupa. Faktor keturunan itu tidak bisa dicegah karena setiap orang tua pasti akan mewariskan gen-gen (sifat menurun) kepada anak-anaknya.

b. Faktor gangguan pada janin (kongenital). Berbagai gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi keadaan janin pada saat berada di dalam kandungan, misalnya ; mengkonsumsi obat-obatan pada saat hamil, menderita trauma /penyakit tertentu dan kurang gizi. Faktor kongenital ini harus menjadi perhatian bagi para calon orang tua. Terutama bagi ibu hamil agar hati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan pada usia 8 - 14 minggu masa kehamilan. Sebab menurut para ahli saat usia inilah terjadinya pembentukan rahang atas dan bawah.

c. Gangguan keseimbangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin berfungsi menghasilkan hormon dalam tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk ini adalah kelenjar pituitary, thyroid dan parathyroid. Apabila ada kelainan pada kelenjar-kelenjar tersebut, maka dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh termasuk rahang dan gigi.

Contohnya, bila hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary berlebih mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh melebihi normalnya atau gigantisme, dan gigi geligi menjadi renggang (diastema). Begitupula sebaliknya bila hormon yang dihasilkan kelenjar pituitary berkurang, maka pertumbuhan akan terhambat. Penderita menjadi kerdil dan creatism serta gigi geligi menjadi berjejal (crowding).

Setelah mengetahui penyebab gigi tidak teratur, maka perlu langkah-langkah untuk mencegahnya. Ketidakteraturan gigi dapat dicegah pada saat usia anak prasekolah dan sekolah dasar (3-11 tahun). Ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah gigi tidak teratur yaitu :

Pendekatan psykologis. Secara psykologis anak-anak belum peduli dengan keberhasilan dan kesehatan giginya. Oleh karena itu peran orang tualah untuk mengajarkan pada anak tentang perlunya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Misalnya, memberi contoh dan membiasakan menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur pada si anak.

Perawatan gigi anak. Setelah si anak secara psykologis sudah dapat menerima perawatan, maka butuh konsultasi ke dokter gigi untuk diambil tindakan bila dipandang perlu. Seperti mencabut gigi susu yang belum tanggal sedangkan gigi tetapnya sudah tumbuh. Penambalan gigi susu yang berlubang agar tidak tanggal sebelum waktunya. Pembuatan alat (space maintainer) untuk mempertahankan posisi ruangan gigi yang telah tanggal sebelum waktunya.

Mencegah dan menghilangkan kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh anak-anak, seperti mengisap jari, bernapas melalui mulut dan proses penelanan yang salah.

Oleh karena itu orang tualah harus mengetahui kebiasaan buruk si anak dan mencegahnya sejak dini. Bila anak sudah melakukan kebiasaan buruk, maka orang tua segera berkonsultasi ke dokter gigi untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum terjadi kelainan gigi.(drg. Faizal Rachman/ RS Roemani Muhammadiyah Semarang-35)

GIGI SUSU




Sedih deh, sudah dua hari ini Icha demam, badannya panas. Dibibir bagian atas dan bawahnya luka. Luka bukan karena sariawan, tapi luka karena gigi. Ceritanya hari senin tanggal 3 November lalu ada pemeriksaan kesehatan rutin di sekolah Icha. Ada check up kesehatan umum, gizi, mata dan gigi. Kesehatan yang lain alhamdulillah baik2 saja, tapi pas pemeriksaan gigi ada 2 gigi susu bagian atas yang sudah mulai goyang (otek). Oleh dokter gigi tsb, akhirnya gigi Icha dicopot (jadi ompong deh, kan yang bawah udah copot satu .kek ... kek...). 5 hari setelah gigi dicopot ga ada masalah, pas hari keenam mulai kelihatan ada luka kecil dibibir bagian bawah. Setelah diperhatikan oh ternyata luka karena gigi ki-ka yang ga kecabut ga rata alias tajem. Ditambah lagi kebiasaan Icha yang ga bisa hilang sampai sekarang "ngenyut" jempol tangan. Kebiasaan ini yang bikin puesssinnngg ... Dari dulu segala macam cara udah dicoba untuk ngilangin "penyakit" lamanya Icha. Mulai dari jempol di plester, di kasih balsem, di kasih cabe sampai di kasih "brotowali" yang pahit abis juga ga mempan. Memang sih ngenyutnya kalau pas mau tidur aja, ga lama juga tapi tetap aja ga baik. Jagi was was terus, jangan-jangan tangannya kotor, nanti giginya rusak, tumbuhnya ga bagus, dll. Mulai dari pendekatan baik2, sampai dicabut paksa juga pernah. Kalau udah gitu sembuh beberapa hari alias ga ngenyut lagi. Besoknya diulang lagi.

Nah kembali ke sakit yang sekarang, kemarin sore dah di bawa ke dokter langganan. Dokternya aja sampai heran begitu tau si Icha masih ngenyut dah gede segitu.Jadi digodain gitu deh, Ichanya malu juga akhirnya (padahal biasanya cuek bebek hi...hi...) .Dan untuk sementara ini kayaknya Icha dah kapok, ga ngenyut dulu sementara waktu. Tapi mudah2 an stop untuk selamanya. Amien... Biar kamu tetap sehat dan gigi kamu tumbuh bagus ya Cha ....